Rabu, 29 Disember 2010

Ukhuwah

Sebagai seorang muslim kita harus berusaha utk mengerti memahami serta mengamalkan ‘Ukhuwah Islamiyah” yg benar sesuai dgn Al-Quran dan Hadits.
Dari Abu Hurairah t Rasulullah r bersabda “Janganlah saling mendengki saling menipu saling membenci saling memutuskan hubungan dan janganlah sebagian kamu menyerobot transaksi sebagian yg lain jadilah kalian hamba-hamba Allah yg bersaudara. Seorang muslim itu saudara muslim yg lain tidak boleh menzhaliminya membiarkannya mendustainya dan tidak boleh menghinakannya. Taqwa itu berada di sini beliau menunjuk dadanya tiga kali. Cukuplah seorang dianggap kejahatan krn melecehkan saudara muslimnya. Setiap muslim atas muslim lain haram darahnya hartanya dan kehormatannya“.
Hadits di atas mengajarkan kepada kita sebagian syarat-syarat ukhuwah Islamiyah yg harus dipenuhi oleh tiap muslim di antaranya
Larangan Saling Mendengki “Dan janganlah kalian saling mendengki“. Berkata Ibnu Rajab Al-Hambali dalam kitabnya Jami’ul Ulum wal Hikam “Tidak boleh saling mendengki sebagian kalian terhadap sebagian yg lain. Dengki yaitu perasaan tidak suka kalau ada orang lain mengunggulinya dalam salah satu keutamaan yg dimilikinya“. Asy-Syaikh Al-’Allamah Muhammad Hayat As-Sindi berkata dalam kitabnya Syarh Arba’in Nawawiyah “Tidak boleh sebagi an di antara kamu mengharapkan lenyapnya keni’matan dari sebagian yg lain krn perbuatan itu akan menjadikannya ingkar terhadap Allah yaitu terhadap apa-apa yg telah Allah bagi dan tentukan dgn hikmah dan ketentuanNya. Dengki itu dapat menyebarkan permusuhan ghibah dan namimah. Orang yg suka mendengki itu hatinya selalu sedih dan gundah sebab dia akan selalu tersiksa oleh perbuatannya tiap kali melihat orang yg didengkinya mendapat keni’matan.
Larangan Saling Menipu “Janganlah saling menipu.” Ibnu Rajab Al-Hambali dalam kitabnya Jami’ul Ulum wal Hikam berkata “Banyak sekali ulama yg menafsirkan kata ‘an-najsy’ di sini dgn arti meninggikan penawaran harga barang yg dilakukan oleh orang yg tidak akan membelinya mungkin utk memberikan manfaat bagi penjual dgn adanya tambahan harga atau utk mencelakakan pem beli dgn meninggikan harga yg harus dibayar.” Dari Ibnu Umar dari Nabi r bah wa beliau melarang menawar barang melebihi harganya . Ibnu Abi Aufa berkata “Pelaku tipu menipu adl pema kan riba dan pengkhianat.” Ibnu Abdil Barr mengatakan “ bahwa yg melakukan perbuatan ini berarti melakukan maksiat kepada Allah jika dia telah mengetahui larangan ini.
Larangan Saling Membenci “Dan janganlah kalian saling membenci.” Asy-Syaikh Al-’Allamah Al-Imam Muhammad Hayat As-Sindi rahimahullah berkata “Janganlah kalian melakukan apa yg akan menyebabkan saling membenci krn itu akan menyebab kan bermacam-macam kerusakan di dunia dan bencana di akhirat.” Al-Imam Al-Hafizh Rajab Al-Hambali berkata “Sesama muslim dilarang saling membenci dalam hal selain krn Allah apalagi atas dasar hawa nafsu krn sesama muslim itu telah dijadikan Allah bersaudara dan persaudaraan itu saling cinta bukan saling benci.” Rasulullah r bersabda “Demi Dzat yg jiwaku berada di TanganNya tidaklah kalian masuk Surga sehingga kalian beriman dan tidaklah kalian beriman sehingga saling mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu jika kalian lakukan akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian.
Larangan Saling Memutuskan Hubungan “Janganlah kalian putuskan hubungan.” Al-Imam Al-’Allamah Ibnu Daqiqil ‘Ied berkata “Makna ‘tadabaru’ adl saling bermusuhan dan ada pula yg mengatakan saling memu tuskan hubungan krn masing-masing saling membelakangi.” Asy-Syaikh Al-’Allamah Muhammad Hayat As-Sindi berkata “Tidak diperbo lehkan sebagian kalian berpaling dari sebagian yg lain tetapi seharusnya kalian menghadapi mereka dgn wajah berseri-seri hati yg bersih dari kedengkian dan permusuhan serta dgn tutur kata yg manis.” Nabi bersabda “Tidak halal bagi seorang muslim memutuskan hubungan dgn saudaranya lbh dari tiga hari keduanya bertemu tidak saling menyapa sebaik-baik di antara kedua nya adl yg memulai salam.” . Memutuskan hubungan yg dimaksud hadits ini adl dalam masalah duniawiyah. Adapun dalam masalah diniyah dibolehkan memu tuskan hubungan lbh dari tiga hari sebagaimana dilakukan Imam Ahmad dll. seperti terhadap ahli bid’ah kaum munafik dan yg mengajak memper turutkan hawa nafsu.
Larangan Menyerobot Transaksi Saudara Sesama Muslim Asy-Syaikh As-Sindi berkata “Ada salah seorang di antara kamu mengatakan kepada orang yg mena war dagangan orang lain ‘tinggalkan lah aku akan jual kepadamu dgn harga yg lbh murah’ atau menga takan kepada orang yg hendak menjual dagangannya kepada sese orang ‘tinggalkanlah aku akan membeli darimu dgn harga yg lbh tinggi’.
Semua perbuatan di atas menafi kan ukhuwah Islamiyah krn seorang mukmin itu mencintai apa yg utk saudaranya seperti apa yg utk dirinya. Jadilah hamba-hamba Allah yg bersaudara.
Hendaklah tiap orang di antara kamu melakukan mu’amalah ukhuwah dgn sebenar-benarnya dgn cara menghendaki kebaikan utk saudaranya sebagaimana menghen daki utk dirinya dan membenci kejahatan yg ada pada saudaranya seperti membenci kejahatan itu menimpa dirinya.
Al-Hafizh Ibnu Rajab mengata kan “Di dalam lafazh itu menunjukkan bahwa mereka meninggalkan saling mendengki menipu membenci memutuskan hubungan silaturahim dan menyerobot transaksi saudaranya dgn demikian mereka bersaudara. Dalam hadits ini juga diperintahkan utk mencari apa saja yg dapat menjadikan orang-orang muslim bersaudara secara mutlak. Seorang muslim adl saudara muslim yg lain.” Allah berfirman “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara krn itu damaikanlah antara kedua saudaramu.” . Jika orang-orang mukmin itu bersaudara mereka diperintahkan utk dapat melunakkan hati dan mempersatukannya dilarang melaku kan apa yg dapat menyebabkan perpecahan dan perselisihan.
Berkata Syaikh Muhammad Hayat As-Sindi “Persaudaraan Islam itu lbh kuat dari persaudaraan krn nasab.” Karena itu tidak boleh menzha limi saudaranya sesama muslim dalam bentuk apapun. Tidak boleh mendiam kan utk tidak menolongnya jika melihat ia dizhalimi krn tiap mukmin diperintahkan saling tolong-menolong seperti sabda Nabi “Tolong lah saudaramu dalam keadaan zhalim atau dizhalimi” ia berkata ‘wahai Rasulullah aku tolong dia dalam keadaan dizhalimi lalu bagaimanakah aku menolongnya dalam keadaan zhalim?‘ beliau bersabda “Kamu cegah dia dari kezhaliman nya maka itulah pertolonganmu kepada nya.
Kemudian harus selalu berkata dan bersikap benar kepadanya. Tidak boleh meremehkannya sebab sikap meremehkan orang lain itu tumbuh dari kesombongan dirinya sebagaimana sabda Nabi “Kesom bongan itu menolak kebenaran dan menghinakan orang.
Allah berfirman “Wahai orang-orang yg beriman jangan lah satu kaum mengolok-olokkan kaum yg lain krn boleh jadi yg diolok-olokkan itu lbh baik dari yg mengolok-olokkan dan jangan pula wanita-wanita mengolok-olokkan wanita yg lain krn boleh jadi wanita-wanita yg diperolok-olok itu lbh baik daripada yg mengolok-olok.
Orang yg sombong akan meman dang dirinya sempurna dan memandang orang lain serba kekurangan kemudian mencela meremehkan dan tidak mau menerima kebenaran yg datang dari orang lain.
Taqwa Letaknya di Dada Sabda Rasulullah “Taqwa itu di sini” seraya menunjuk ke dadanya tiga kali.
Dalam kalimat ini menunjukkan bahwa kemuliaan makhluk di sisi Allah itu dgn ketakwaan. Allah berfirman “Sesungguhnya yg paling mulia di antara kamu di sisi Allah adl yg paling bertakwa.
Sabda Nabi “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada sosokmu dan hartamu tetapi Dia akan melihat kepada hatimu dan amalanmu.
Dari ayat Al-Qur’an dan hadits di atas diketahui bahwa ketakwaan itu ada di dalam hati dan dilihat dari amalannya. Di antara kejahatan seorang muslim adl melakukan penghinaan terhadap saudaranya. Cukup seseorang itu melakukan kejahatan dgn menghinakan saudaranya sesama muslim sebab menghina adl kesombongan yg merupakan salah satu bentuk kejahatan.
Sabda Nabi “Tidak akan masuk Surga orang yg di dalam hatinya ada seberat dzarrah dari kesombongan.
Orang Muslim itu Diharamkan Darah Harta dan Kehormatannya Nabir pernah bersabda pada waktu haji Wada’ yg disaksikan oleh sebagian besar sahabatnya di antara pesan beliau adalah “Sesungguh nya harta darah dan kehormatan kamu haram atas kamu seperti kemuliaan harimu ini dalam bulanmu ini di negerimu ini.
Hadits di atas menunjukkan bahwa darah harta dan kehormatan seorang muslim tidak boleh diganggu. Banyak sekali nash yg menunjukkan tentang larangan ini dan tidak terbatas pada waktu dan tempat. Allah I telah menjadikan orang-orang mukmin itu bersaudara agar mereka saling kasih-mengasihi dan sayang-menyayangi. Sabda Nabi “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam saling cinta-mencintai sayang-menyayangi dan kasih-mengasihi seperti tubuh jika salah satu anggota tubuh terasa sakit maka seluruhnya akan tidak bisa tidur dan demam.
Demikianlah di antara syarat-syarat ukhuwah yg harus dipenuhi oleh tiap muslim yg ingin mencapainya. Wallahu a’lam.
Disadur dari SYARH ARBA’IN NAWAWIYAH RIYADHUSH SHOLIHIN TAFSIR IBNU KATSIR DLL.
Oleh Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia
sumber file al_islam.chm

Selasa, 28 Disember 2010

MAKSUD ISLAM

Maksud Islam dari sudut bahasa adalah ''aman'' (salam). Ia juga bermaksud serah (submit); dalam konteks ini, seseorang Muslim menyerahkan dirinya kepada mematuhi kehendak dan larangan dari tuhannya (ALLAH). Perutusan Islam telah diwahyukan (diturunkan dari ALLAH) kepada Nabi Muhammad SAW 1,400 tahun yang lalu. Ia diwahyukan melalui Malaikat Jibrail a.s dan disimpan dengan baik sehingga kini melalui kitab yang dinamakan Al Quran. Al Quran, yang merupakan kitab suci yang paling lama berada di dunia ini telah mendapat jaminan Allah bahawa ia terpelihara dari kecacatan maklumat atau penyelewengan. Seruan utama Islam adalah bahawa hanya ada Satu Pencipta alam ini dan DIA lah yang layak disembah serta Nabi Muhammad SAW merupakan hamba dan pertusanNYA di muka bumi. Pengikut agama ini digelar Muslim (orang yang menyerah diri kepada ALLAH). Kepercayaan Muslim turut meliputi keyakinan terhadap kewujudan Malaikat, kewujudan Kitab-kitab suci terdahulu, kewujudan Hari Pembalasan dan kewujudan ciptaan ALLAH. Seseorang Muslim dikehendaki menyempurnakan lima ibadah utama; bersyahadah, bersolat, berpuasa, berzakat dan menunaikan haji.Islam mengajar bahawa semua manusia lahir dalam keadaan suci. Manusia diberi pilihan memilih jalan kebaikan atau jalan kejahatan. Manusia boleh berusaha memohon petunjuk dari Tuhannya melalui keyakinan aqidah, solat beserta doa dan usaha-usaha kebajikan.

Maksud Islam dari sudut bahasa adalah ''aman'' (salam). Ia juga bermaksud serah (submit); dalam konteks ini, seseorang Muslim menyerahkan dirinya kepada mematuhi kehendak dan larangan dari FARDHU AINALLAH). P


erutusan Islam telah diwahyukan (diturunkan dari ALLAH) kepada Nabi Muhammad SAW 1,400 tahun yang lalu. Ia diwahyukan melalui MalPendidikan Islam mempunyai dua maksud.  Pertama pendidikan Islam Umum dan kedua pendidikan Islam khusus (Hasan Langgulug, 1995). Pendidikan Islam umum ialah pendidikan yang diberi kepada orang Islam dalam semua keadaan, seperti di sekolah, di rumah, di kedai, di hospital, di jalan dan lain-lain.  Ia termasuk dalam semua hal, dalam ekonomi, sosial, politik, teknik, pelajaran, permainan, sukan, pekerjaan dan sebagainya.  Pendidikan Islam khusus ialah mata pelajaran sekolah, iaitu yang termasuk di dalamnya ilmu-ilmu seperti Tauhid, Fiqah, Tafsir, Hadis, Akhlak dan sebagainaya.  Jadi, bila disebut pendidikan Islam, ia tidak semestinya bermaksud mata pelajaran agama di sekolah, malah ia  bermaksud lebih luas lagi, iaitu segala usaha untuk mendidik orang Islam menjadi muslim.
            Dengan demikian, jelas kepada kita bahawa pendidikan Islam itu ialah satu usaha mendidik insan muslim melalui nasihat, pengetahuan, ilmu, penghayatan, contoh, sekolah, rumahtangga, masyarakat, alam sekitar dan lain-lain.  Mata pelajaran sekolah ialah Pengetahuan Agama Islam atau Agama atau Ilmu Agama, atau Pengetahuan Islam.  Pendidikan Islam sepatutnya terdapat dalam semua mata pelajaran sekolah yang disampaikan oleh semua guru yang beragama Islam, manakala ilmu Agama itu merupakan satu wadah dalam pendidikan. 
Hasil daripada kajian oleh Jawatankuasa Mengkaji Mata Pelajaran Agama Islam 1974 yang dilaporkan melalui Jawatankuasa Kabinet 1979, mendapati pendidikan Islam tidak berkesan atau kurang berkesan, kerana guru lebih mementingkan ilmu dan maklumat untuk lulus peperiksaan sehingga tidak sempat hendak mendidik (Zainal Abidin Abd. Kadir, 1994). Maka pada awal tahun 1980an ditukarkan nama Pengetahuan Agama Islam kepada Pendidikan Islam dengan harapan agar tercapai hasrat mendidik anak-anak orang Islam. Lanjutan daripada itu nama Kementerian Pelajaran pun ditukar kepada Kementerian Pendidikan, Bahagian Latihan Guru (BLG) ditukarkan kepada Bahagian Pendidikan Guru (BPG), Bahagian Pelajaran Agama ditukar kepada Bahagian Pendidikan Islam, dan lain-lain. 
Ini merupakan satu langkah yang baik, tetapi, jika guru tidak faham konsep pendidikan Islam dan tidak melaksanakannya seperti yang dihasratkan, apa yang dilakukan hanya memberi maklumat sahaja,  maka pendidikan Islam menjadi tidak   berkesan.  
            Sekolah merupakan institusi formal dalam proses memberi pendidikan Islam.  Pendidikan diberi berdasarkan disiplin ilmu.  Disiplin ilmu lslam khusus yang ada di sekolah ialah Aqidah, Ibadah, Akhlak, Sirah serta Tilawah Al-Quran (Lihat sukatan pelajaran Pendidikan Islam menengah dan rendah, 1997).  Selain daripada itu, pendidikan Islam juga diberi secara tidak formal melalui aktiviti kokurikulum sekolah.  Seperti bekerjasama, budaya ilmu, solat berjamaah, amanah, kebersihan, mengikut peraturan, makan beradab, tepat masa, hormat guru, mengucap salam sesama Islam, ucapan selamat kepada yang bukan Islam dan banyak lagi.  Ini semua adalah pendidikan Islam.
            Matlamat akhirnya ialah melahirkan individu muslim  yang faham Islam dan faham ilmu-ilmu Islam, seterusnya menghayati ajaran Islam dalam hidupnya dengan bahagia, berkeluarga, bermasyarakat, bertamadun, serta mendapat kesejahteraan selepas matinya.
            Pada zaman Rasulullah s.a.w. dan zaman sahabat tiak terdapat disiplin ilmu seperti di atas.  Yang ada pada masa itu ialah Al-Quran dan Sunnah Rasul s.a.w.  Semua itu sumber ilmu Islam, dan tidak pun disebut sebagai ilmu Tauhid, Feqah dan sebagainya.  Apabila membincangkan konsep ketuhanan, tentang kepercayaan kepada Allah dan hari Akhirat, maka itu Tauhid-lah namanya.  Apabila membaca ayat Al-Quran atau hadis Nabi s.a.w. yang menceritakankan tentang hal ibadat zahir, maka dari segi ilmu,  Feqah-lah namanya.  Demikianlah dengan yang lain.
            Selepas zaman sahabat, dan setelah ramai orang yang bukan Arab memeluk agama Islam, maka ulama mula merumuskan isi Al-Quran dan hadis dalam bentuk matan seperti yang ada sekarang.  Kitab hadis Imam Malik, Al-Muwatta, disusun mengikut tertib ilmu Feqah, iaitu bermula dengan hukum bersuci, solat dan seterusnya.  Beliau adalah golongan Tabi’in (golongan selepas sahabat).   Hingga ke hari ini, kebanyakan negara Islam  mempelajari Islam dalam bentuk ini.  Mana-mana kitab Feqah kita dapati sekarang disusun fihrisnya mengikut susunan ini
             Menuntut ilmu itu wajib ke atas setiap muslim.  Ini adalah berdasarkan sabda Nabi s.a.w. 

طلب العلم فريضة على كل مسلم

        Maksudnya:  “Menuntut ilmu itu adalah wajib ke atas tiap-tiap orang Islam”
aikat Jibrail a.s dan disimpan dengan baik sehingga kini melalui kitab yang dinamakan Al Quran. Al Quran, yang merupakan kitab suci yang paling lama berada di dunia ini telah mendapat jaminan Allah bahawa ia terpelihara dari kecacatan maklumat atau penyelewengan. Seruan utama Islam adalah bahawa hanya ada Satu Pencipta alam ini dan DIA lah yang layak disembah serta Nabi Muhammad SAW merupakan hamba dan pertusanNYA di muka bumi. Pengikut agama ini digelar Muslim (orang yang menyerah diri kepada ALLAH). Kepercayaan Muslim turut meliputi keyakinan terhadap kewujudan Malaikat, kewujudan Kitab-kitab suci terdahulu, kewujudan Hari Pembalasan dan kewujudan ciptaan ALLAH. Seseorang Muslim dikehendaki menyempurnakan lima ibadah utama; bersyahadah, bersolat, berpuasa, berzakat dan menunaikan haji.Islam mengajar bahawa semua manusia lahir dalam keadaan suci. Manusia diberi pilihan memilih jalan kebaikan atau jalan kejahatan. Manusia boleh berusaha memohon petunjuk dari Tuhannya melalui keyakinan aqidah, solat beserta doa dan usaha-usaha kebajikan.